Postingan

Poetry : Rindu Kamu

Rindu kamu Entahlah berapa banyaknya Aku selalu menyebutmu Mengucap dalam kepahitan Aku rindu kamu Aku mau bertemu denganmu Aku tak tahan dengan jarak yang membelenggu Hitam manis yang tak pernah enyah dari pikirku Tergambar jelas saat itu Kau yang selalu manja dengan aku Aku yang tak pernah tahan dengan sifat mu itu Menggemaskan sekali Matamu yang seperti rembulan Selalu berbinar memandang aku Mengucap kata aneh yang bagiku itu indah Orang-orang menganggapnya aneh Aku tak peduli Asal aku bahagia lihat kamu Dekat kamu Hitam ku (Ditulis oleh Shintya Guntari saat sedang merindukan kucing hitamnya) Surakarta - 2018

Poetry : Diri Sendiri

Mengikat kelakar dalam otak Memaksa jadi jiwa yang beda Aku belum pandai memerankannya Terkadang bergemuruh dalam dada Suara melesak ingin keluar Tapi tertahan sampai tenggorokan Terbata-bata dibuatnya saat ditanya Argumentasi hal yang haram untuk disuarakan Macam kerbau diikat hidungnya, apa tuan katakan saya lakukan Kehidupan yang sesak tapi terus dipaksa bernafas Andai ini sebuah bom, bisa meledak kapan saja Menghancurkan dinding pertahanan Jiwa lama mungkin runtuh Tak mengapa sakit dahulu Si kerbau itu sudah jadi burung Tak usah burung cantik dengan suara merdu Biar jelek asal tak perlu dikurung Shintya Guntari Surakarta, 2018

Poetry : Kamu Dan Gadismu

Kamu dan gadismu Carilah sesempurna yang kau mau Biar bisa kau pamerkan pada temanmu Dia si kulit porselen nan ranum bibirnya Yang saja kalau senyum luluh pria di dekatnya Tapi nanti saat sudah puas, tinggalkan saja gadismu itu Bukan aku jahat, tapi karena aku tahu Saat kau mencari rumah untuk kau singgah di kala letih Saat kau mencari seseorang yang menyiapkan rumahmu itu Dan disaat kau tak lagi inginkan yang tercantik Ingatlah aku untuk menjadi rumahmu Aku yang tak usah kau pamerkan disaat kau masih mengagungkan citra Tetapi yang kau butuhkan sebagai pendamping di sisa hidupmu Karena sedari kemarin aku yakin kalau aku ini milikmu Shintya Guntari Surakarta, 2018

Pengalaman Tes STP NHI Bandung

Assalamualaikum semuanya... Alhamdullilah ada waktu buat nulis lagi di blog setelah sekian lama ku menghilang. Maklum lagi sibuk buat persiapan ini itu. Kali ini gue bakal nge-share pengalaman gue ikut tes di STP NHI Bandung, kampus idaman insan pariwisata di Indonesia nih hehehe Jadi awal mulanya gue yang sehabis tamat SMA ini gatau mau lanjut kemana pengen kerja aja yah tapi emang rejeki gue gak keterima -_- sedih sih kecewa pasti, gagal mulu tapi ku tak putus asa. Awalnya gue gak pernah denger yang namanya STP NHI Bandung, selama gue sekolah ga pernah denger tuh kampus, ya ampun ketinggalan jaman banget gue hahaha bodo amat lah yah. Sampai di suatu malam yang gabut gatau sih lupa malem apa siang yah pokoknya gue lagi gabut aja sambil surfing di browser gue ketemulah dengan blog yang ternyata dia alumni STPB. Awal baca masih bodo amat, ga peduli gue lebih mentingin kontennya. Ehh beberapa bulan kemudian​ tiba-tiba keinginan tuk berkuliah muncul kembali setelah semp

Poetry : Skenario

Untuk yang berdiam ditengah kebisingan Apa dunia tak semenarik itu Apa yang dipikirnya Matanya menatap kedepan Tapi bukan tembok putih itu yang ia lihat Aku penasaran Kehidupan seperti apa yang ia pikirkan Ahh andai saja aku punya sihir Aku ingin juga melihatnya Lalu ku hampirinya dan kuceritakan kalau aku sangat mengerti dirinya Itu bisa saja jadi skenario yang hebat untuk kisah kami Tapi bukan Bukan itu skenario yang Tuhan gariskan Entahlah seperti apa pasti ceritanya akan lebih hebat dari yang ku buat Shintya Guntari Tangerang, 2018

Sorrow Dream

The most sorrow dream ever. No, I'm not mean it's the nightmare. I can tell you is like the roses. Beautiful but also painful. That's the sweetest dream. I wore my future uniform, smiled to the passenger, even I saved them from an accident. I'm feeling so glad in my dream, a little bit weirdness like the most other dream but I'm so happy. I smiled in my dream like I feel this is so real. And the nightmare is come. I woke up. A split second I realize, God this is not real. And my chest feels so sore. I just dream it. Shintya it's not real. You are dreaming and always to be like that. I'm crying. I went back in my sleep. Hope this dream continue, and thanks God, my sweet dream was continue. I wore that's beautiful uniform. I could catch my dream even though it's just dream. I'm really a happiness girl ever. And then I woke up. Fiuhhh. I don't know what to say. I'm really happy also sadness person ever. I don't even know what's th

Poetry : Hujan Kala Senja

Dimanakah cahaya merah yang terbentang di ufuk barat? Ohhh kini kelabu yang menggantikan Di kibasnya rambut hitam itu oleh angin Terpesona ia dibuatnya Mata gadis itu masih terpaku pada langit lepas Dilihatnya burung yang menari di angkasa Sedikitpun tak terusik oleh rintik hujan Hujan kala senja... Dibawah langit lepas Seperti burung yang menari di awan Menarilah pula ia dibuatnya Biar rintik membasahi wajahnya asalkan bukan dari pelupuk mata Hujan kala senja... Yang membawa ketenangan bagi sebagian orang Tak melulu harus bersedih atau merindu Biarkan itu menjadi obat Yang melepaskan masalah bersama rintiknya Kini hampir habis cahaya yang tersisa Waktunya ia untuk kembali Menyudahi ketenangan bersama senja dan hujan Dan aku menyukai saat-saat itu Saat senja dan saat rintik membasahi wajahku Shintya Cahya Guntari